PENGUATAN KOMITE PEMBELAJARAN 2

By | 13 Februari 2022

Pada hari Kamis tanggal 10 Februari 2022 4 orang guru dari SMAN 1 Tempilang (Rimayani, S. Pd, Yaya Hijriah, S. Pd, Trissia Widiawati, S. Pd, dan Leli Meiliana, S. Pd) yang merupakan peserta Diklat Komite Pembelajaran (DKP) Sekolah Penggerak diundang ke Gedung Graha Aparatur Muntok Kabupaten Bangka Barat untuk mengikuti Penguatan Komite Pembelajaran KS, PS, dan Guru DKP Program Sekolah Penggerak.

Program Sekolah Penggerak adalah program untuk mendorong proses transformasi satuan pendidikan agar dapat meningkatkan capaian hasil belajar peserta didik secara holistic baik dari aspek kompetensi kognitif (literasi dan numerasi) maupun non – kognitif (karakter) untuk mewujudkan profil pelajar pancasila. Kegiatan Penguatan komite pembelajaran ini dilakukan Pelatih Ahli yang mengundang seluruh anggota komite pembelajaran diwilayah binaanya dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk menyampaikan berbagai pengalaman, kendala dan potensi pengembangan dalam melakukan IHT serta implementasi pembelajaran dengan paradigma baru disekolahnya masing – masing.

Kegiatan pendampingan ini merupakan kegiatan kedua yang rutin diadakan setiap 1 bulan sekali. Tujuan kegiatan Penguatan Komite Pembelajaran KS, PS, dan Guru DKP Program Sekolah Penggerak adalah Komite Pembelajaran mampu menyelesaikan tantangan sehari – hari sebagai pemimpin pembelajaran di satuan pendidikan. Sasaran Penguatan Komite Pembelajaran KS, PS, dan Guru DKP Program Sekolah Penggerak. Adalah Kepala TK, SD, SMP, SMA dan SLB Penggerak, Pengawas/Penilik Sekolah Komite Pembelajaran dan Guru Dewan Komite Pembelajaran.

Alur, Modul dan Pelatihan ini pertama kali diawali kegiatan Pembukaan penguatan komite pembelajaran, kesepakatan kelas dan permainan dimana dalam kegiatan ini peserta diberikan penjelasan tentang tujuan dan agenda penguatan komite pembelajaran dan kesepakatan kelas Energizer. Kegiatan kedua yaitu mulai dari diri dimana dalam kegiatan ini peserta berefleksi dari pengalaman pribadi menjawab pertanyaan reflektif. Kegiatan ketiga yaitu Eksplorasi konsep, dimana peserta dalam ha ini harus menyamakan persepsi tentang : Pengelolaan dokumen pengetahuan dan berbagi praktik baik melalui cerita.

Pengelolaan dokumentasi pengetahuan dan dokumen sumber belajar merupakan suatu upaya untuk mendokumentasikan  pengetahuan dan sumber belajar di organisasi melalui penciptaan, penyimpanan, penyebaran dan penerapan pengetahuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan Pendidikan dan pengetahuan untuk semua anggota komunitas belajar. Hal ini penting untuk dilakukan karena dokumentasi tersebut dapat dijadikan sebagai tempat untuk menyimpan sumber belajar bagi anggota komunitas dan dapat digunakan sebagai media refleksi bagi anggota. Selain itu anggota komunitas dapat mengidentifikasi praktik-praktik baik yang harus dipertahankan dan aspek mana saja yang harus diperbaiki dan pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan esensial dalam komunitas belajar tidak hilang (Hasil pelatihan, berbagi praktik baik dan lain-lain). Best Practice (disebut juga praktik baik) adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan pengalaman terbaik tentang keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugas profesinya. Dalam konteks Pendidikan artinya pengalaman terbaik dalam menyelesaikan sebuah permasalahan yang dihadapi pendidik dan tenaga kependidikan sehingga mampu memperbaiki mutu layanan Pendidikan dan pembelajaran.  Guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah tentu memiliki banyak pengalaman yang berhasil mengatasi berbagai permasalahan pendidikan dalam  menjalankan tugasnya. Bercerita merupakan bagian dari keterampilan dalam sejarah kehidupan manusia. Praktik bercerita sudah dilakukan sejak dulu oleh nenek moyang kita sebelum ada media hiburan lain seperti TV, radio, surat kabar dan lain-lain. Bercerita merupakan salah satu cara yang paling efektif dan berpengaruh untuk menggerakkan seseorang atau komunitas dengan menyampaikan suatu pesan tertentu. Salah satu kegiatan penting dalam menyelenggarakan kegiatan komunitas praktisi adalah dengan berbagi praktik baik serta pengetahuan melalui bercerita. Membagikan cerita praktik baik dalam komunitas belajar, akan memudahkan rekan sejawat atau anggota lain untuk memetakan strategi atau hal-hal yang sudah pernah dicoba dilakukan selama ini untuk mengatasi persoalan atau tantangan dalam Pendidikan. Hal ini memudahkan rekan sejawat lain untuk mengidentifikasi seluruh upaya, baik yang sudah berhasil ataupun belum berhasil.

Kegiatan keempat adalah Eksplorasi konsep (ulasan) dimana peserta kegiatan ini mengulas kembali pembelajaran mandiri terbimbing/ menggali pertanyaan berdasarkan pengalaman peserta, penjelasan materi konsep pengelolaan dokumen sumber belajar dan menggali system yang sudah ada disekolah masing – masing serta penjelasan praktik baik dan teknik menulis terstruktur dengan alur STAR.

STAR merupakan akronim dari Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi. Metode ini pada umumnya digunakan untuk merespon pertanyaan terkait pengalaman dan permasalahan yang pernah dihadapi dalam sebuah interview pekerjaan. Akan tetapi kita juga dapat menggunakan format atau pendekatan ini untuk Menyusun sebuah kerangka cerita yang terstruktur agar kita dapat menyampaikan pengalaman praktik baik dengan lebih efektif. Ada empat tahapan dalam membuat kerangka cerita dengan format STAR.

  1. Situasi

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini perlu dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam situasi tersebut. Ceritakan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab anggota komunitas praktisi ( guru, kepala sekolah maupun pengawas). Ceritakan tujuan yang ingin dicapai.

  1. Tantangan

Bagian yang menceritakan tantangan atau kesulitan yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan tersebut atau mengatasi permasalahan tersebut. Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat

  1. Aksi

Bagian yang menceritakan strategi untuk merespon tantangan tersebut. Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan// bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

  1. Refleksi (result)

Bagian yang menceritakan perubahan dan pembelajaran setelah aksi tersebut dilakukan. Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut.

 

Kegiatan kelima yaitu Ruang Kolaborasi dimana peserta melakukan diskusi kelompok menyusun strategi pengelolaan dokumen sumber belajar dan cara anggota komunitas dapat menngunakannya. Peserta juga melakukan presentasi masing – masing kelompok pembahasan hasil diskusi kelompok. Kegiatan keenam adalah demonstrasi kontekstual dimana peserta membuat cerita praktik baik dengan alur STAR, melakukan simulasi praktik baik berpasangan serta simulasi bercerita praktik baik klasikal.

Kegiatan ketujuh adalah refleksi terbimbing dimana peserta merefleksikan 2 hal baru yang dipelajari, 2 hal yang paling membuat tertarik, 1 hal yang masih menjadi tantangan dalam mengikuti materi serta 2 hal yang ingin diketahui oleh peserta. Kegiatan kedelapan adalah Koneksi antar materi dimana peserta kegiatan harus mengetahui alasan pengelolaan dokumen sumber belajar dan berbagi praktik baik melalui cerita penting untuk pengembangan komunitas praktisi serta kegiatan apa saja di komunitas praktisi yang dapat dodokumentasikan.

Kegiatan kesembilan adalah Rencana (aksi nyata) dimana peserta membuat 1 rencana aksi nyata untuk terlibat dalam pengelolaan dokumen sumber belajar. Serta membuat 1 rencana aksi nyata untuk mendokumentasikan praktik baik. Kegiatan terakhir adalah kegiatan berbagi praktik baik penerapan pembelajaran paradigma baru dan refleksi dimana peserta berbagi praktik baik dan refleksi.

Dengan mengikuti kegiatan Penguatan Komite Pembelajaran KS, PS, dan Guru DKP Program Sekolah Penggerak diharapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan kualitas penguatan komite pembelajaran pada Program Sekolah Penggerak dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Ingat slogan SMA Negeri 1 Tempilang, Asak Kawa Bi Pacak.

Merdeka Belajar menuju Sekolah Penggerak…

One thought on “PENGUATAN KOMITE PEMBELAJARAN 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *